Selasa, 28 November 2017

Investasi



Investasi adalah suatu istilah dengan beberapa pengertian yang berhubungan dengan keuangan dan ekonomi. Istilah tersebut berkaitan dengan akumulasi suatu bentuk aktiva dengan suatu harapan mendapatkan keuntungan pada masa depan. Terkadang, investasi disebut juga sebagai penanaman modal.
Berdasarkan teori ekonomi, investasi berarti pembelian (dan produksi) dari modal barang yang tidak dikonsumsi tetapi digunakan untuk produksi yang akan datang (barang produksi). Contohnya membangun rel kereta api atau pabrik.
Suatu pertambahan pada pendapatan akan mendorong investasi yang lebih besar, di mana tingkat bunga yang lebih tinggi akan menurunkan minat untuk investasi sebagaimana hal tersebut akan lebih mahal dibandingkan dengan meminjam uang. Walaupun jika suatu perusahaan lain memilih untuk menggunakan dananya sendiri untuk investasi, tingkat bunga menunjukkan suatu biaya kesempatan dari investasi dana tersebut daripada meminjamkan untuk mendapatkan bunga.

Bentuk:

Instrumen Investasi

     1. Properti 
     Investasi properti tergolong salah satu investasi yang banyak diminati karena nilai properti yang cenderung naik dari tahun ke tahun. Selain dari kenaikan nilainya, investasi ini juga sangat menguntungkan karena jika dikelola dapat memberikan pemasukan tetap per bulan atau per tahun. Properti dapat disewakan dalam bentuk dikontrakkan atau dibuat tempat kos. Kenaikan harga properti dipengaruhi oleh inflasi, lokasi serta penawaran dan permintaan. Di Indonesia, dalam hal penawaran dan permintaan saat ini masih terjadi kesenjangan yang cukup signifikan karena pertumbuhan penduduk Indonesia yang terus meningkat.

Kelebihan:
1.   Risiko kecil
2.   Dapat disewakan sehingga dapat memberi penghasilan tambahan.
3.  Pangsa pasar yang luas
Kekurangan:
1.     Membutuhkan modal yang besar untuk membeli rumah atau tanah. 
2.     Properti bukan aset yang likuid karena tidak mudah untuk menjualnya bila suatu saat membutuhkan uang.

Cara Membeli:
Untuk berinvestasi properti bisa berupa rumah, apartemen, tanah, atau bangunan lainnya bisa dibeli di pengusaha properti. Dana yang dibutuhkan juga tidak sedikit, pembayarannya bisa kredit atau cash

Risiko:
1. Terhadang Regulasi Pemerintah
2. Rusaknya bangunan
3. Sulit dijual

Return:  
Properti yang disewakan akan menghasilkan pendapatan per bulan dan tentunya ini juga perlu diperhitungkan. Biasanya investor perlu menentukan tenggang waktu dari analisa yang mau dilakukan (misalkan 10 tahun) dan mengambil berasumsi mengenai kenaikan harga sewa untuk melakukan perhitungan semacam ini.

     2. Logam Mulia
Emas sebagai uang yang sesungguhnya merupakan suatu jenis investasi yang terus berkembang. Investasi ini merupakan jenis investasi yang paling aman karena merupakan aset nyata yang dalam jangka panjang nilainya selalu naik dan jarang mengalami penurunan secara signifikan. Di pasar, emas dijual dalam dua bentuk yaitu emas batangan dan perhiasan emas. Selain dipengaruhi oleh banyaknya permintaan dan penawaran serta ketersediaan tambang emas, harga emas juga dipengaruhi oleh naik turunnya nilai mata uang USD.

Kelebihan:
1.     Termasuk aset likuid atau aset yang mudah dijual. 
2.     Tahan lama
3.     Harga stabil, cenderung naik.

Kekurangan:
1.     Emas tidak membuat pemiliknya bertambah kaya.
2.     Ada kemungkinan nilai emas anjlok.
3.     Tidak dapat memberikan penghasilan rutin.

Cara Membeli:
Sebelum membeli emas, cek harga emas saat ini. Emas atau logam mulia lainnya dapat dibeli di Pegadaian atau di toko emas terpercaya. Cek keadaan fisik pada emas tersebut.

Risiko:
1. Emas palsu
2. Investasi bodong
3. Kehilangan

Return:
Return logam mulia dipengaruhi oleh faktor perubahan kurs, harga crude oil inflasi, dan umlah uang beredar, serta peristiwa-peristiwa politik/ekonomi secara signifikan. Untuk tiap unit risiko logam mulia memberikan return sebesar  0,19840 atau 19,840%.

3. Obligasi
Obligasi merupakan surat hutang yang diterbitkan oleh perusahaan. Suatu perusahaan menerbitkan obligasi atau surat hutang dalam rangka mencari pinjaman modal dengan bunga yang lebih ringan daripada suku bunga kredit. Investasi ini menarik bagi para investor karena dapat menghasilkan bunga yang lebih tinggi dari bunga bank. Secara singkat, obligasi memotong rantai perjalanan uang menjadi lebih pendek sehingga keuntungan yang didapat kedua belah pihak yaitu pemberi utang atau investor dan peminjam atau perusahaan menjadi lebih tinggi. Sebelum jatuh tempo, Obligasi dapat diperjualbelikan dengan kisaran harga dari nilainya yang dipengaruhi oleh kondisi pasar.

Kelebihan:
1.     Memberikan pendapatan tetap (fixed income) berupa kupon.
2.     Keuntungan atas penjualan obligasi (capital gain).
3.      Bunga lebih besar dibandingkan deposito. 

Kekurangan:
1.     Risiko perusahan tidak mampu membayar kupon obligasi maupun risiko perusahaan tidak mampu mengembalikan pokok obligasi.
2.     Risiko Tingkat Suku Bunga (Interest Rate Risk).
3.     Jangka waktu panjang (> 1 tahun), sehingga tidak dapat dicairkan bila diperlukan atau bila ingin berinvestasi lain. 
4.     Bila pihak yang berhutang bangkrut, berarti tidak dapat mengembalikan hutangnya. 

Cara Membeli:
1.     Membuka rekening.
2.     Pahami produk obligasi. Investor dianjurkan mempelajari seluk beluk informasi yang dibutuhkan mengenai obligasi.
3.     Lakukan analisis. Ini dilakukan agar keputusan yang diambil sesuai dengan yng diinginkan yaitu kestabilan pendapatan.
4.     Memberikan amanat pembelian kepada trader atau broker obligasi yang telah kita pilih.
5.     Siapkan dana. Satuan pembelian obligasi biasanya bernilai Rp 1 Milyar. Namun ada juga yang menawarkan satuan bernilai Rp 50 juta atau Rp 100 juta.
6.     Penyelesaian pembayaran obligasi. Setelah pembayaran selesai tinggal menunggu proses settlement atas transaksi tersebut. Obligasi yang dibeli akan tercantum di rekening perusahaan sekuritas yang tercatat di KSEI (Kustodian Sentral Efek Indonesia).

Risiko:
1. Risiko suku bunga
2. Inflasi 

Return: Rerata return dari investasi pada obligasi rupiah pemerintah pada rentang 8,9%-13,4% pada 2017

4. Reksadana
Reksadana adalah bentuk inventasi di mana dana atau modal dari sekelompok investor dikumpulkan untuk dikelola oleh seorang manajer investasi dalam bentuk portofolio efek. Investasi ini tidak sulit dan dapat dimiliki masyarakat umum karena untuk berinvestasi di reksa dana tidak perlu memiliki keahlian investasi ataupun modal yang besar. Reksadana dijual dengan harga yang relatif murah yaitu sekitar Rp 100.000 sampai dengan Rp 250.000. Investasi ini memiliki resiko rendah dan likuiditas tinggi karena dapat diperjualbelikan dan dicairkan setiap hari.

Kelebihan:
1.     Tidak perlu memiliki banyak pengetahuan, karena dikelola oleh Manajer Investasi.
2.     Karena diinvestasikan ke banyak tempat, maka bila terjadi kerugian di satu tempat bisa tertolong tempat lain yang

Kekurangan:
1.     Bagi sebagian orang, karena tidak dikelola sendiri sering tidak puas dengan hasilnya.
2.     Keuntungan lebih sedikit dibandingkan saham dan ada biaya yang dikeluarkan untuk pengelolanya. 

Cara Membeli:
1.     Transaksi hanya dapat dilakukan pada hari bursa. Untuk membuka rekening reksa dana, anda akan diminta untuk mengisi formulir dengan yang ditandatangani dengan tinta basah (asli), menyiapkan persyaratan fotokopi dokumen yang telah ditentukan, dan tentu saja menyiapkan dana yang hendak Anda investasikan.
2.     Transaksi diproses berdasarkan NAB per unit. Nilai Aktiva Bersih (NAB) adalah nilai yang menggambarkan total kekayaan reksa dana setiap harinya. Selain harga pasar dari aset reksa dana itu sendiri, NAB juga dipengaruhi oleh pembelian dan penjualan reksa dana oleh para investor.
3.     Ada batasan waktu (cut off time) untuk penerimaan transaksi setiap harinya, baik pembelian atau penjualan kembali. Jika pembelian reksa dana yang dilakukan sebelum cut off time, maka transaksi Anda akan memperoleh harga NAB pada tanggal transaksi dilakukan. Sedangkan pembelian reksa dana yang dilakukan sesudah cut off time, maka Anda akan mengikuti harga NAB pada hari bursa selanjutnya.
4.     Anda akan menerima Surat Konfirmasi Transaksi pembelian reksa dana yang diterbikan oleh bank kustodian selambat-lambatnya 7 hari bursa setelah formulir asli dan dana diterima oleh bank kustodian. Selain laporan konfirmasi transaksi, Anda juga akan menerima laporan perkembangan dana investasi setiap bulan.

Risiko:
1. Risiko penurunan nilai aktiva bersih
2. Risiko Likuiditas
3. Risiko pasar
4. Risiko default

Return: Return atau imbal hasil reksa dana saham setiap tahunnya rata-rata mencapai di atas 17%, bahkan bisa di atas 20%.
5. Sukuk
Sukuk ritel adalah sukuk yang dijual kepada individu. Sukuk sendiri berasal dari bahasa Arab, bentuk jamak dari‘sakk’yang berarti dokumen atau sertifikat. 
Accounting and Auditing organizationfor Islamic Financial Institutions (AAOIFI ) mendefinisikan sukuk sebagai sertifikat bernilai sama yang merupakan bukti kepemilikan yang tidak dibagikan atas suatu aset, hak manfaat, dan jasa-jasa atau kepemilikan atas proyek atau kegiatan investasi tertentu. 
Perbedaan pokok antara sukuk dengan obligasi konvensional terletak pada konsep imbalan/bagi hasil, dan adanya transaksi pendukung (underlying transaction) berupa akad atau perjanjian antara pihak yang disusun berdasarkan prinsip syariah.

Kelebihan:
1.     Aman, Pembayaran imbalan dan nominal dijamin UU
2.     Menentramkan, Sesuai dengan prinsip syariah
3.     Tingkat Imbalan yang kompetitif
4.     Tradable, dengan potensi mendapatkan Capital Gain
5.     Ikut Berpartisipasi dalam Pembangunan Nasional

Kekurangan:
1. Struktur yang lebih rumit karena mensyaratkan adanya asset yang mewadahinya (underlying asset), 
2. Pajak dan ketidakpastian hukum, 
3. Tidak memiliki benchmark yang resmi, karena sukuk pemerintah belum diterbitkan.
 

Risiko:
1.     Default Risk (risiko gagal bayar). Yaitu risiko tidak terpenuhinya pembayaran imbalan dan nilai nominal pada saat jatuh tempo. Risiko ini sangat kecil karena berdasarkan undang-undang investasi pada Sukuk Ritel dijamin pembayarannya oleh Pemerintah.
2.     Market Risk (risiko pasar) yaitu risiko terjadinya capital loss akibat harga jual di pasar sekunder lebih rendah dari harga beli. Risiko ini dapat dihindari dengan cara memegang Sukuk Ritel sampai jatuh tempo.
3.     Liquidity Risk (risiko likuiditas) yaitu risiko terjadinya kendala untuk menjual di pasar sekunder. Risiko ini dapat diatasi dengan menghubungi dan meminta bantuan Agen Penjual Sukuk Ritel.

Cara Membeli:
Sukuk Ritel bisa didapatkan dengan cara menghubungi agen penjual resmi yang telah ditunjuk secara khusus oleh pemerintah. Saat ini jika anda berminat untuk melakukan investasi pada kedua bidang ini, maka setidaknya anda harus memiliki dana sejumlah Rp5 juta. Ini merupakan jumlah dana minimal yang ditetapkan oleh pemerintah selaku pihak penerbit.

Return: http://akucintakeuangansyariah.com/ilustrasi-perhitungan-return-sukuk-ritel/

     6. Saham
Saham merupakan salah satu investasi yang tergolong high risk high return. Saham secara singkat dapat diartikan sebagian kepemilikan atas suatu perusahaan yang dijual oleh perusahaan itu sendiri. Pembeli saham akan merasakan keuntungan maupun kerugian yang diderita oleh perusahaan tersebut. Pada umumnya, keuntungan yang didapat dari investasi saham lebih tinggi dari bunga bank. Hal ini dikarenakan perusahaan memperoleh modal dari berbagai sumber, salah satunya adalah pinjaman bunga bank. Karena itu, perusahaan harus menghasilkan keuntungan yang lebih tinggi dari bunga bank agar dapat membayar hutangnya. Keuntungan perusahaan dibagikan dalam bentuk dividen pada akhir tahun kepada setiap pemegang saham sesuai besar saham yang dimilikinya. Investasi saham membutuhkan keahlian yang tinggi untuk dapat terus memprediksi iklim pasar. Selain itu, investasi ini juga harus terus menerus dipantau.

Kelebihan:
1.     Dapat mendatangkan keuntungan yang sangat besar bila harga saham naik. 
2.     Dengan modal sedikit, dapat diperoleh hasil berkali-kali lipat. 

Kekurangan:
1. Tidak mendapatkan dividen
2. Capital Loss. Artinya, terjadi selisih dari penurunan saham saat melakukan pembelian maupun penjualan.

Risiko:
1.     Risiko kehilangan modal jika perusahaan bangkrut/ pailit
2.     Risiko kehilangan juga terjadi ketika harga saham turun.

Cara Membeli:
1.     Cara membeli saham diawali dengan membuka atau membuat rekening saham disalah satu perusahaan sekuritas.
2.     Setelah membuka rekening saham dan menyetor dana awal minimal yang di isyaratkan oleh Perusahaan Sekuritas, selanjutnya melakukan pemilihan saham saham yang hendak dibeli, tujuannya adalah untuk membeli saham yang akan memberikan keuntungan besar buat investasi saham.
3.     Melakukan pembelian saham tersebut.


Return: http://rudiyanto.blog.kontan.co.id/2014/02/20/berapa-asumsi-return-investasi-saham-yang-wajar/


Sumber:
https://id.wikipedia.org/wiki/Investasi (Diakses 26 November 2017)